Kamis, 24 Februari 2011

Iman Kepada Qadha dan Qadar

Pengertian Iman Kepada Qadha dan Qadhar
Menurut bahasa al-Quran kata qadha mempunyai beberapa arti yakni hukum (QS.An-Nisa 65) menghendaki (QS Ali Imran 47), perintah (QS Al Isra 23), memberitakan (QS Al Isra 4) dan menjadikan (QS Fushilat 12), dan kata qadar berarti ukuran (QS Al Qamar 49), ketetapan (QS Al Ahzab 38), dan ketentuan (QS Al Furqan 2). Pada pelajaran kali ini pengertian yang akan dijadikan rujukan adalah ketentuan QS. Al Furqan : 2, yaitu :


Artinya : yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagiNya dalam kekuasaan(Nya), dan dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya[1053] (Maksudnya: segala sesuatu yang dijadikan Tuhan diberi-Nya perlengkapan-perlengkapan dan persiapan-persiapan, sesuai dengan naluri, sifat-sifat dan fungsinya masing-masing dalam hidup)

Iman kepada Qadha dan Qadhar yaitu Percaya dan yakin dengan sepenuh hati bahwa qadha dan qadhar datang dari Allah swt. Menurut Imam Al Ghazhali bahwa tidak ada satu kejadianpun di alam gaib atau alam nyata kecuali dengan ketentuan qadha dan qadhar dari Allah swt.

Ciri-ciri orang beriman kepada Qadha dan Qadhar
1. Senantiasa terdorong untuk selalu taat dan menjauhi larangan Allah dan rasulNya
2. Selalu berprasangka baik kepada Allah atas musibah yang menimpa pada dirinya
3. Termotivasi untuk bekerja keras dan berikhtiar dengan maksimal
4. Terhindar dari sifat sombong takabur dan membanggakan diri
5. Tidak mudah berputus asa dalam menghadapi masalah
6. Tidak kufur karena pandai bersyukur
7. Tahan uji karena sabar dalam menghadapi segala ketentuan Allah
8. Memiliki jiwa tawakkal
9. Selalu optimis dalam meraih cita-cita
10. Yakin bahwa segala sesuatu yang menimpa dirinya adalah kehendak Allah semata

Perilaku seseorang yang telah beriman kepada Qadha dan Qadhar
1. Selalu penuh harapan atas apa yang dikerjakannya baik dalam urusan dunia maupun akherat.
2. Senantiasa menerima apa yang diberikan oleh Allah baik berupa nikmat maupun musibah (cobaan)
3. Jika ia mendapat nikmat dari Allah, maka ia akan bersyukur.
4. Jika mendapat cobaan maka ia akan tabah dan sabar serta mengucapkan inna lillahi wa inna ilaihi rooji’uun. Firman Allah dalam QS. Al Baqarah : 156 :

Artinya : (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun" [101] (Artinya: Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah kami kembali. Kalimat ini dinamakan kalimat istirjaa (pernyataan kembali kepada Allah). Disunatkan menyebutnya waktu ditimpa marabahaya baik besar maupun kecil)

Pengertian Qadha dan Qadhar
Menurut istilah qadha adalah keputusan atau ketetapan suatu rencana dari Allah untuk dilaksanakan. Sedangkan qadar adalah rencana yang telah diberlakukan oleh Allah Swt sejak zaman azali, baik yang sudah, sedang maupun yang akan terjadi terhadap semua makhluknya. Qadha menurut bahasa artinya keputusan, dan qadar artinya jangka atau ukuran.

Jadi qadha adalah ketentuan atua ketetapan Allah atas segala makhluknya sejak zaman azali yang belum terjadi. Dan qadhar adalah ketentuan Allah yang sudah terjadi.

Perbedaan antara Qadha dan Qadhar
Qadha adalah ketentuan dari Allah dari sejak zaman azali sebelum makhluk itu lahir kealam dunia/sebelum makhluk itu diciptakan, sedangkan qadha adalah ketentuan dari Allah kepada makhluknya setelah ada di alam dunia.

Hubungan Qadha dan Qadhar
Qadha dan qadar adalah sama-sama ketentuan dari Allah SWT, hanya bedanya kalau qadha tidak bisa dirubah sedang qadar bisa berubah dengan ikhtiarnya.

Macam-macam Takdir
Segala yang terjadi di dunia ini ditentukan oleh Allah SWT sejak zaman azali. Namun pemberlakuan takdir tersebut ada juga yang melibatkan peran makhluknya, oleh karena itu takdir dibagi menjadi dua bagian, yaitu: takdir mubram dan takdir mu’allaq.
1. Taqdir Mubram, yaitu ketentuan Allah yang mesti berlaku atas setiap diri manusia tanpa bisa dielakkan atau ditawar-tawar lagi. Contohnya : datangnya kiamat, jenis kelamin bayi yang akan lahir, jodoh, usia (kematian). Firman Allah dalam QS. An Nisa : 78:
أَيْنَ ماَ تَكُوْنُوْا يُدْرِكْكُمُ اْلمَوْتَ وَلَوْ كُنْتُمْ فيِ بُرُجٍ مُشَيَّدَةٌ...
Artinya : Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh

2. Taqdir Mu’allaq, yaitu ketentuan Allah yang mungkin dapat diubah oleh manusia melalui usaha atau ikhtiar, jika Allah mengizinkan. Contohnya : kepandaian, kekayaan dan kesehatan. Firman Allah dalam QS. Ar Ra’ad : 11 :
                             •         
11. Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah[767]. Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan[768] yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.

[767] Bagi tiap-tiap manusia ada beberapa Malaikat yang tetap menjaganya secara bergiliran dan ada pula beberapa Malaikat yang mencatat amalan-amalannya. dan yang dikehendaki dalam ayat ini ialah Malaikat yang menjaga secara bergiliran itu, disebut Malaikat Hafazhah.
[768] Tuhan tidak akan merobah Keadaan mereka, selama mereka tidak merobah sebab-sebab kemunduran mereka.

إِنَّ اللهَ لاَ يُغَيِّرُ ماَ بِقَوْمٍ حَتىّٰ يُغَيِّرُوْا ماَ بِأَنْفُسِهِمْ
Artinya : Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan[768] yang ada pada diri mereka sendiri ... ([768]. Tuhan tidak akan merobah keadaan mereka, selama mereka tidak merobah sebab-sebab kemunduran mereka)

1. Contoh-contoh qadha dan qadar yang disebutkan dalam Al-qur’an
Segala sesuatu yang terjadi di dunia ini seperti pasang surutnya air laut, bergeraknya angin, hujan, peredaran matahari, bintang, bulan, revolusi dan rotasi bumi dan orbit planet-planet bukanlah terjadi dengan kebetulan, melainkan telah ditentukan hukumnya oleh Allah SWT. Sebagaimana dalam firmannya:

Artinya: Dan matahari berjalan di tempat peredarannya, demikianlah ketetapan yang maha perkasa lagi maha mengetahui (QS. Yasin, 38)


Demikian pula manusia tidak boleh hanya duduk berpangku tangan menunggu datangnya takdir tetapi ia harus berusaha, contoh : seseorang yang berbuat maksiat harus bertobat dan mengubahnya dengan ketaatan. Untuk menjadi pandai kita harus belajar, ingin menjadi orang kaya bekerjalah dengan keras serta hidup hemat, untuk menjadi sehat kita olah raga rutin dan menjaga makanan dan kebersihan. Hal ini dapat dibuktikan dengan ikhtiar untuk menentukan takdir tersebut.

2. Contoh qadha dan qadar dalam kehidupan sehari-hari
Kita belajar dengan sungguh-sungguh, terus kita berusaha dengan sungguh-sungguh supaya menjadi orang kaya, menjaga dan memelihara kebersihan agar kita sehat

Ayat-ayat al-Quran yang berkaitan dengan qadha dan qadar
Firman Allah dalam QS. Al Hadid : 22 :

Artinya: Tiada suatu bencanapun yang menimpanya dibumi dan tidak pula pada diraimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (lauhil mahfudz) sebelum kami menciptakannya, sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah SWT (QS Al Hadid, 22)

Firman Allah dalam QS. Al Baqarah : 156 :

Artinya : (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun" [101] (Artinya: Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah kami kembali. Kalimat ini dinamakan kalimat istirjaa (pernyataan kembali kepada Allah). Disunatkan menyebutnya waktu ditimpa marabahaya baik besar maupun kecil)

Firman Allah dalam QS. Ar Ra’ad : 11 :
إِنَّ اللهَ لاَ يُغَيِّرُ ماَ بِقَوْمٍ حَتىّٰ يُغَيِّرُوْا ماَ بِأَنْفُسِهِمْ
Artinya : Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan[768] yang ada pada diri mereka sendiri ... ([768]. Tuhan tidak akan merobah keadaan mereka, selama mereka tidak merobah sebab-sebab kemunduran mereka)

Firman Allah dalam QS. Yasin : 38 :

Artinya: Dan matahari berjalan di tempat peredarannya, demikianlah ketetapan yang maha perkasa lagi maha mengetahui (QS. Yasin, 38)

Dengan demikian dari ayat diatas dapat disimpulkan bahwa :
a. Tidak ada bencana/musibah baik yang terjadi didunia maupun pada diri seseorang sudah merupakan ketentuan Allah.
b. Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum apabila kaum itu sendiri tidak mau merubahnya.

2 komentar: